Sabtu, 24 Maret 2012

cerpen remaja


CINTA TAK TERKATAKAN
Hari masih pagi embun-embun masih nampak di dedaunan, sinar matahari telah nampak dan mulai masuk ke dalam kamarku melalui fentilasi jendela. Rasanya enggan sekali aku bangun dari tidur karena kepalaku terasa penat ketika teringat kejadian kemarin yang menyebalkan. Tapi aku memaksakan diri untuk mandi dan beranjak ke sekolah, karena hari ini aku di tugaskan oleh ibu ima untuk menyusun madding sekolah.

Sesampainya di sekolah aku langsung menuju ke koprasi yang berada dilantai dasar untuk membeli peralatan yang akan dipakai untuk menyusun madding. Setelah itu, aku bergegas menuju kelasku XI IPA 1 yang berada dilantai dua dipojok kanan. Ketika aku sedang menaiki anak tangga,
‘’Nay…..Nay…..’’panggil seseorang.
Ketika aku menoleh ternyata dia adalah Ida teman sebangku ku sekaligus salah satu sahabatku.
‘’Nay,lo di panggil Bu Ima tuh! ‘’aku pun tersenyum kecil.
‘’mmmm,,, pasti mau ngomongin tentang madding’’
‘’iya kali lo kan orang sukses’’ sambil bergurau kecil.
‘’lo ini, kebiasaan dech ngeledek gue mulu’’
‘’oke…oke…sorry dech beibph’’
‘’tolong donk Idaku sayang  lo bawain tas gue yah!! Gue mau ke ruangan bu Ima dulu nich !’’ rayuku sambil merengek mengayun-ayunkan tangannya.
“oke dech Naylaku sayang karena gue orangnya baik and cuantik jadi gue mau bantu lo’’.
Setelah itu, aku langsung bergegas menuju ruangan bu Ima. Aku diberi pengarahan oleh bu Ima tentang mading bulan ini. Karena bulan ini bulan November, jadi aku menulis mading tentang ‘’Menumbuhkan Semangat  Generasi Muda di Hari Pahlawan.’’
Ketika aku keluar dari ruangan bu Ima, bel berbunyi. Aku langsung menuju kelasku tak sengaja ketika di koridor kelas dua bahasa aku menabrak seorang anak laki-laki hingga aku terjatuh.
‘’maaf’’ ucapnya sambil mengulurkan tangannya untuk membantuku bangun.
‘’terima kasih’’ jawabku sambil tersenyum kecil kemudian aku berlari ke kelas karena aku yakin pak Mahmud guru matematika telah masuk ke dalam kelas.
Benar dugaanku pak  Mahmud telah duduk di kursinya dan siswa-siswi pun telah bersiap untuk belajar. Aku langsung mengetuk pintu dan langsung menghampirinya.
‘’dari mana kamu Nayla??’’
‘’anu….pak,tadi ada perlu ma bu Ima’’
‘’oh…..ya sudah silahkan duduk’’
Aku bergegas menuju meja dan langsung menyiapkan buku dan peralatan tulis. Belajar pun dimulai. Tapi pikiranku entah kemana, sejenak aku mengingat kejadian tadi ketika aku menabrak seorang anak laki-laki yang tampan. Sepanjang pelajaran matematika aku tak memperhatikan apa yang diterang kan oleh pak Mahmud. Kerjaan ku hanya melamun dan tersenyum- senyum kecil. Tak di sangka sedari tadi pak Mahmud memperhatikan aku, lalu beliau menyuruhku mengerjakan soal yang telah di tulisnya di papan tulis .
‘’ Nayla….coba kamu kerjakan soal ini!!’’ucap pak Mahmud berulang kali.
‘’Nay….Nayla’’ ucap Ida sambil menepuk pundak ku berulang kali.
Aku pun terkaget-kaget dan langsung menoleh.
‘’iya…. Ada apa??’’
‘’lo ini kenapa sich?? Perasaan dari tadi ngelamun mulu’’
‘’hmmm… enggak apa-apa kok’’
‘’mampus gue pasti bakalan dimarahin lagi’’
Aku langsung menghampiri pak Mahmud.
‘’iya pak …. Ada apa???’’
‘’coba kamu kerjakan soal ini di depan’’
‘’tapi pak,kenapa setiap pelajaran bapa saya selalu disuruh ngerjain soal didepan ???’’Aku langsung berdiri dan melangkah kedepan kelas dengan hati-hati.
Aku berusaha untuk mengerjakan soal yang telah ditulis tadi, tapi aku menyerah aku tidak bisa, aku hanya bisa menulis beberapa angka saja dan itupun belum selesai. Memang pelajaran berhitung adalah pelajaran yang tak pernah aku sukai, tapi entah mengapa aku bisa masuk IPA.
Akupun terus berdiri didepan kelas, aku tak berani duduk kembali sebelum pak Mahmud menyuruhku,
‘’sudah Nayla??’’
‘’ini pak saya cuma bisa segini !!’’sambil menunjuk ke papan tulis.
‘’kok Cuma segitu??kenapa??enggak bisa yah ?’’
‘’iya pak’’ucapku gugup.
‘’Nayla, sudah berulang kali saya peringatkan kamu, kalau ada guru menerangkan tolong perhatikan jangan melamun atau ngobrol’’

Sorak dan tawa teman-teman kelas pun terdengar di telinga ku. Wajahku pun memerah menahan malu, aku hanya bisa menundukan kepala. Memang tak asing bagi teman-temanku melihat aku di marahin oleh pak Mahmud, karena kejadian ini sudah berulang kali terjadi. Bel istirahat berbunyi, ini adalah hal yang aku tunggu-tunggu karena telingaku bisa beristirahat tak lagi mendengar ocehan pak Mahmud. Aku pun dipersilahkan duduk kembali dan belajar matematika pun selesai.
Suasana di  lingkungan SMU Bina Bangsa sangat ramai. Para siswa-siswi berhamburan keluar kelas dan ada sebagian anak yang langsung pergi ke lapangan untuk bermain basket, ada pula segerombolan anak yang pergi ke kantin dan ke perpustakaan, karena pada saat ini waktu istirahat tiba.diruang kelas XI IPA 1 tampak sepi hanya ada aku dan sahabat-sahabatku Ida, Dina dan Dini.
‘’Nay……lo kenapa sih ??’’tanya Dini menatapku.
“aah…. Biasa paling juga lagi dapet”jawab Ida memotong pembicaraan.
‘’Nayla…kalau punya masalah cerita donk sama kita’’ ucap Dina menghampiriku.
‘’aduh…. Lo semua ini yah gue tuh enggak apa-apa, gue baik-baik aja kok. Lo semua kan tahu kalau gue paling males sama pelajaran matematika, jadi gue dimarahin lagi dech karena enggak merhatiin.’’jawabku tersenyum.
‘’tapi kali ini lo tuh beda Nay, enggak seperti biasanya kanyanya lo lagi jatuh cinta dech’’ucap salah satu temanku.
‘’ah…. Enggak mungkin’’jawabku tergagap.
‘’Nayla lo tau enggak sich?? Tadi pas pelajaran matematika lo itu ngelamun bukan ngobrol or becanda, mana pake senyam-senyum sendiri kaya orang gila’’ ujar Ida.
Ohh… tadi gue inget sama kejadian tadi pagi, pas gue nabrak orang’’
‘’apa?? Lo nabrak orang terus lo enggak apa-apa kan?? Lo enggak luka kan??’’ ucap Ida sambil memeriksa keadaanku.
‘’aduhh… Ida enggak usah lebay gitu dech. Tadi pagi itu gue enggak sengaja nabrak seorang anak laki-laki’’
‘’lo nabrak siapa Nay??’’tanya Dina.
‘’hmmm.. siapa yah?? Gue gak tau namanya, yang jelas orangnya cakep banget.’’ucapku tersenyum.
‘’ciiiieee….’’ Sorak sahabat-sahabatku.
‘’tuch… kan bener dugaan gu elo itu lagi jatuh cinta’’ucap Dini meledekku.
Aku hanya terdiam tersipu malu.

Keesokan harinya, ketika jam istirahat aku pergi ke perpustakaan mencari bahan materi untuk madding. Ketika aku sedang berjalan di koridor kelas XI IPS aku berjalan secepat mungkin dengan perasaan malu karena banyak anak-anak IPS sedang duduk-duduk didepan kelasnya.ketika aku melewati lapangan basket aku melihat laki-laki tampan yang aku tabrak itu.
‘’Ya… Tuhan itukan cowok yang kemarin gue tabrak kemarin’’ucapku pelan.
Aku merasa bahagia karena aku bisa menatap wajahnya kembali.
Setelah aku mencari bahan materi di perpustakaan, kemudian aku meminjam beberapa buku sejarah yang aku pakai untuk menyusun madding ternyata buku yang aku pinjam itu lumayan berat  sehingga, aku harus membawanya dengan susah payah. Saat aku akan kembali menuju kelas akupun melewati koridor yang sama, sesekali aku melirik kelapangan untuk melihat laki-laki tampan itu.
Tak disangka ketika aku meliriknya dia sedang menatapku juga, aku pun tertunduk malu sambil berjalan secepat mungkin sampai-sampai aku tersandung dan terjatuh. Laki-laki itu menghampiriku dan kemudian menolongku,dan dia membantu membereskan buku yang berserakan dilantai dan kemudian membawakan sebagian buku sampai ke kelasku.
Pada saat itu aku berkenalan dengannya ternyata laki-laki tampan itu bernama Gilang. Dia duduk di kelas dua lebih tepatnya kelas XI IPS 4 dan Gilang adalah seorang pemain basket yang tergabung dalam tim basket sekolahku. Sejak perkenalan itu aku sering bertemu dengan Gilang, dia sering membantuku membuat mading sekolah. Aku juga sering menontonnya bertanding dan menemaninya latihan. Semakin hari aku dan Gilang menjadi semakin akrab.

Sore itu, sepulang sekolah aku langsung berlari menuju taman dekat lapangan basket, Gilang sudah menungguku disana karena sebelumnya dia sudah menyampaikan pesan yang di titipkan kepada Ida temanku yang bertuliskan ‘’sepulung sekolah Gilang tunggu Nayla di taman yah….. !!! ada yang mau Gilang omongin sama Nayla’’ dalam pertemuan itu tak banyak percakapan yang terjadi Gilang hanya memberiku sebuah gantungan kunci yang bertuliskan huruf ‘’GLN’’ kemudian Gilang langsung mengantarku pulang karena sore ini langit diselimuti awan geulap. Sesampainya di rumah aku tak henti-hentinya memikirkan Gilang. Aku yakin dalam pertemuan tadi Gilang ingin mengatakan sesuatu padaku, entah apa yang akan ia katakan. Aku merasa cemas karena pertemuan kali ini sangat berbeda, apakah ini pertemuan terakhirku dengan Gilang???

Keesokan harinya aku bertekad untuk menemui Gilang, aku ingin memastikan kalau Gilang baik-baik saja. Ketika aku berjalan menyusuru koridor kelas dua bahasa aku melihat Gilang bergandengan tangan dengan seorang gadis cuantik, dia berseragam putih abu-abu sama seperti diriku, rambutnya lurus tergerai indah sekali. entah siapa gadis itu ??aku langsung berlari menuju ruang kelas kosong ku berusaha memandangi seluruh pemandangan kota lewat jendela, berulang kali ku menarik nafas menormalkan udara yang masuk kejalur nafasku ini. Aku berusaha mati-matian mempertahankan agar tak ada air mata yang jatuh tapi aku menyerah, ku biar kan beberapa bulir air mata menggenangi pipiku. Aku  bertanya-tanya dalam hati………
‘’apa aku bodoh???
Menyimpan rasa untukmu,
Merasa terluka karena mu,
Merasa senang dan bahagia bila didekat mu,
Mengapa melihat mu dengan dia begitu akrab membuat dadaku menjadi sesak???’’
Karena  kejadian itu, aku bertekad tak pernah menemui Gilang sampai-sampai aku berfikir tak akan pernah mengenalnya kembali. Aku selalu menghindar jikalau Gilang mencariku, aku tak pernah membalas pesannya dan tak pernah pula mengangkat telvon darinya. Sampai pada suatu hari, Gilang datang ke rumah untuk menemuiku. Aku tetap pada pendirianku aku tak akan menemuinya. Dan sebelum bi Inah pembantuku di rumah membukakan pintu untuknya aku berpesan’’bi kalau Gilang nyariin aku bilang saja kalau aku lagi enggak ada di rumah.’’bi Inah pun menemui Gilang dan memberi tahunya bahwa aku sedang pergi.

Sudah beberapa hari ini, aku tak pernah melihat Gilang di sekolah. Entah mengapa saat ini aku tiba-tiba merindukannya, aku ingin bertemu walau hanya melihatnya dari jauh. Tak berfikir jauh aku langsung bergegas menuju kelasnya tapi Gilang tak ada, aku pun mencarinya kelapangan basket, disana pun Gilang tak ada. Aku pikir hari ini Gilang tidak masuk sekolah tapi keesokan harinya aku mendengar kabar bahwa Gilang pindah sekolah keluar kota.

Malam itu, mataku tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Aku menyesal, karena ulahku sendiri Gilang tak memberi tahuku kalau dia akan pindah. Kemudian aku langsung mengambil buku file untuk melihat foto aku dan Gilang yang aku simpan disana. Saat aku membuka filenya, disana terselip selembar kertas yang bertuliskan’’entah apa yang terjadi pada dirimu Nayla?? Aku merasa kamu berbeda, seolah kamu menjauhiku. Maaf Gilang engga pernah kasih tahu soal perasaan Gilang sama Nay
la toh akhirnya Gilang bakal pergi ninggalin Nayla……from Gilang’’
Saat itu perasaanku mulai merasa tenang karena aku telah mengetahui bahwa Gilang juga menyayangiku, walaupun aku belum bisa merelakan dia pergi.

‘’TAMAT’’



DEARY CINTA

Mentari telah muncul diufuk timur, ayampun telah berkokok. pagi-pagi sekali aku sudah bangun. berbeda sekali dengan hari-hari sebelumnya, yang terbiasa dibangunkan oleh ibu karena hari ini aku telah berganti seragam putih – merah menjadi seragam putih – biru. aku mulai menyiapkan buku-buku dan peralatan sekolah kemudian aku langsung mandi dan bersiap-siap memakai seragam. aku pun berangkat sekolah dengan wajah yang berseri - seri.

Akhirnya aku sampai juga di halaman sekolah baruku,
”Nessa...Nessa” panggil sahabat-sahabatku dengan suara serempak
” kayaknya ada yang memanggil diriku” bisikku dalam hati”.
kemudian aku pun menengok ke belakang dan ternyata sahabat – sahabat lamaku berlari menghampiri diriku lalu akupun ikut berlari dan kami pun saling berpelukan.

Aku mempunyai tiga sahabat.  yang bernama Icha, Nia, dan Tika. kami sudah bersahabat sejak SD. Masa Orientasi Siswa (MOS) telah kami lewati bersama. dan kami juga satu kelas. tetapi sekolah kami mengkhususkan kelasnya menjadi dua, yaitu kelas orang-orang putih dan kelas orang-orang hitam manis. aku dan sahabat-sahabatku masuk kekelas orang yang berwajah hitam manis. selain SMP sekolahku juga ada SMA nya. Sehingga aku dan sahabat - sahabatku dapat melihat siswa-siswa SMA yang tampan-tampan, dan juga jago olahraga. tetapi hanya ada satu orang yang ada dihatiku. namanya Lendra, Lendra adalah siswa kelas X yang tampan, pintar, suka olahraga, dan banyak wanita yang menyukainya.

Aku masuk kelas bersama dengan sahabat-sahabatku. hari ini aku belajar Bahasa Inggris. ”kenapa setiap pelajaran Bahasa Inggris kalian terlihat muram”ucap bu Lina
”semua murid hanya terdiam”
kemudian bu Lina membagikan kertas ulangan harian kepada kami, saat bu Lina membagikan ulangan kepadaku, aku tersenyum mendapat nilai seratus, 
”jangan senyum-senyum Ness, kamu memang pintar dalam pelajaran Bahasa Inggris tetapi dalam pelajaran lain So Bad” ucap Bu Lina yang merangkap sebagai wali kelasku. pelajaran pun dimulai, saat bu Lina menerangkan, kemudian aku mengangkat tanganku
”bu aku mau ke toilet”.
aku pun keluar dari kelas, aku memilih toilet yang dekat dengan kelas kak Lendra, aku juga melihat dia sedang menjahili temannya dengan mengikat celana temannya itu ke kursi dengan seutas tali. ketika aku kembali kak Lendra sedang berdiri didepan kelas sambil mengangkat kaki dan tangannya direntangkan. aku menahan tawa karena melihatnya. hari – hariku selalu diselimuti oleh bayang-bayang kak Lendra.

Sekarang aku sudah kelas 2, bel istirahat berbunyi aku dan teman-temanku mengantri untuk membeli minuman, kemudian dua kakak kelas seenaknya mengacaukan antrian kami dan mendorong kami hinggga jatuh, kakak kelas itu bernama Ade dan Gani. 
”apa yang kau lakukan?’’ucapku sambil memegang kaca mataku yang hampir jatuh.
” maaf, aku lelah dan haus. Ada masalah? ” ucap Ade dengan nada membentak”.
”lo... gak tahu kita ? kita itu penguasa disekolah ini, dan gue paling populer di sekolah ini. kau sudah dengarkan, tolong biarkan kami untuk mendahului kalian” ucap Gani dengan nada keras.
ketika kami sedang beradu argument dengan kakak kelas, tiba-tiba saja kak Lendra menghampiri penjual, dan ia berkata
”Mba, 4 (empat) teh botol untuk pemain sepak bola”
kemudian ia menghampiriku dan memberikan teh botol itu kepada diriku. aku terbengong-bengong ketika dia menghampiriku.
”ya, makasih kak” ucapku.
 kakak kelas yang melihat kejadian itu terlihat kesal.

Sepulang sekolah, kak Lendra sedang berada di aula, tiba-tiba saja dari belakang menarik baju kak lendra dan memukulnya.

Aku pulang sekolah bersama sahabat-sahabatku mengendarai sepeda motor.
”Ness...Ness.. kak Lendra berkelahi di aula’’ celetuk Nia.
”stop-stop’’ucapku.
kami pun kembali ke sekolah, tapi ketika kami sudah sampai ke aula, sudah tidak ada siapa-siapa disana, aku hanya menemukan sebuah kancing baju yang berlumuran darah. sesampainya dirumah aku menaruh teh botol itu kedalam kulkas dengan diberi tulisan jangan di minum.
”kalau tidak di minum kenapa di taruh disini” ucap ibu Nessa dengan wajah yang keheran-heranan saat melihat tulisan itu. 
saat aku duduk di meja belajar, aku memberi gambar senyuman di kancing baju yang tadi aku temukan di aula, kemudian aku menyimpannya disebuah kotak, dan aku pun beranjak tidur.

Saat aku sarapan pagi bersama adikku, kemudian muncullah ibu dengan membawa surat dari ayah, dan membacakan kepada kita. didalam surat itu berisi bahwa siapa yang mendapat juara satu akan ayah sekolahkan di Paris. kami yang mendengarnya bahagia. ”harga tiket kesana kan mahal, apakah benar akan disekolahkan disana” celetuk Nita.  ”Ayah pasti tahu kalau itu akan sulit untuk kalian”ucap Ibu.
kemudian aku pun berkata dengan disaksikan oleh Ibu dan Nita
”baiklah, aku akan menjadi juara satu, tunggu saja ayah”
”dari juara 30? ”celetuk Nita”.
setelah sarapan aku berpamitan untuk pergi ke sekolah. sesampainya di sekolah kami mulai berbaris untuk melaksanakan upacara. kemudian ibu Lina menyampaikan pesannya
”hari ini aku umumkan dua hal, yang pertama sekolah kita sangat kotor karena siswa buang sampah sembarangan maka mulai sekarang akan dikenakan denda 1 sampah Rp 1000. apa terlalu mahal? aku berikan harga promosi, hari ini buang sembarangan denda semuanya Rp 50000,  buang saja sembarangan biar aku bersihkan. dan yang kedua siswa yang saya panggil pergilah keruang BP segera. Gani kelas X2 dan Lendra kelas X1. everybody understand?”
”yes” ucap semua murid.
setelah upacara selesai aku pun pergi ke ruang BP untuk menemui kak Lendra walaupun hanya dibalik pintu. setelah keluar dari ruang BP aku meminta maaf padanya.
”kak, soal kejadian kemarin, maafkan aku” ucapku.
”tidak apa, jangan merasa bersalah”ucap kak Lendra.
aku membawa plaster luka lalu menyerahkannya pada kak Lendra dan berkata
”cepat sembuh ya, kak”
dan aku pun meninggalkannya tapi tiba-tiba kak Lendra memanggilku lalu aku pun membalik wajahku.
”Nessa...terima kasih”.
aku hanya mengangguk. kemudian aku pulang sekolah, dan sesampainya di rumah aku bergegas ke kamar dan mengingat kejadian tadi siang sambil berjingkat-jingkat di tempat tidur dan berkata :
”yes..yes.. kak Lendra tahu namaku”

Pulang sekolah, aku dan sahabat-sahabatku pergi ke toko buku, dan sahabatku yang bernama Icha menemukan  sebuah buku yang berjudul 10 metode agar senior jadi pacarmu. ketika Nia sedang melihat buku itu tiba-tiba muncullah geng pita ungu, lalu Tika pun menyusul mereka dengan menggunakan pita ungu dan berkata kepada kami
”aku segera kembali”
”lihat dia, mengapa dia ikut geng seperti itu? ”ucap Icha.
Nia hanya menggeleng sedangkan aku sedang asyik membaca buku yang berjudul Menjadi Juara Satu.
”kau bersungguh-sungguh”ucap Icha sambil melihat judul buku yang ku baca.
”ya, aku rindu pada ayah, sudah 5 tahun aku tidak bertemu dengan ayah” ucapku.
lalu aku mendengar seseorang bercerita kepada temannya bahwa ia baru saja pacaran sama kakak kelas berkat buku yang berjudul 10 metode agar senior menjadi pacarmu. kemudian muncullah Tika, lalu aku berkata
”kau tidak ikut mereka?”.
”tidak, aku ikut mereka tapi dimarahin mulu, karena merusak pemandangan” jawabnya. pada malam hari kami belajar bersama di rumahku, sahabat-sahabatku membaca buku yang mereka beli tadi di toko buku. buku itu berjudul ”10 Metode Agar Senior Menjadi Pacarmu”, lalu mempraktekannya sedangkan aku hanya diam saja mendengar pembicaraan mereka dan berpura-pura serius membaca buku.
 ”Ness...kamu gak mau ikut ” ucap Icha
”gak ah... aku gak percaya dengan hal yang kayak gituan” ucapku.
setelah sahabat-sahabatku pulang, aku langsung mempraktekkan buku itu yang aku dengar dari sahabat-sahabatku walaupun mereka tidak tahu tetapi kemudian mereka mengetahuinya dan mereka pun membantuku. langkah selanjutnya dalam buku itu yaitu memberikan sesuatu kepada orang yang disukai secara diam-diam, aku memberikan sebungkus coklat dan ketika kak Lendra melihatnya dan mengangkatnya ternyata coklatnya meleleh
”kita lupa satu hal, bahwa sekarang cuacanya sangat panas” ucap Icha yang merasa lesu ketika melihatnya.
Dan setiap hari aku melakukan metode yang ada di buku itu tapi selalu gagal karena ada seorang cewek yang suka sama kak Lendra yang mendahuluinya. metode selanjutnya aku merubah penampilanku supaya aku nampak putih dan cantik. dan sahabat-sahabatku selalu membantuku hingga aku pun berubah menjadi cantik.

Disekolah ada pentas seni, aku dan sahabatku mengantri untuk ikut ngedance tetapi kami tidak diterima karena wajah kami tidak memenuhi standard yang diinginkan. tetapi aku dan sahabatku diterima di pentas drama yang penontonnya tidak ada, kami terpaksa mengikutinya karena disitu ada kak Lendra yang menjadi fotografi. aku menjadi putri salju dalam drama itu dan setelah di make up semua pada melihat diriku termasuk kak Lendra, dan kak Lendra pun berkata
”biasa saja, putri salju yang memakai behel”.
 aku yang mendengarnya terkejut, kemudian aku pun melepaskan behel gigiku setelah pulang sekolah.

keesokan harinya, saat aku berada di aula. aku melihat kak Lendra saat aku hendak mengambil buku dan tasku, ketika aku melihat disitu ada buku 10 Metode Agar Senior Menjadi Pacarmu aku bergegas mengambil buku itu dan aku juga menemukan nomor telephone kak Lendra dan mengambilnya, kak Lendra yang melihat aku hanya tersenyum saja. Acara pensi pun tiba, tetapi pentas drama tidak ada yang menonton, walaupun ada dua orang tapi akhirnya mereka pun pergi.

Setelah pulang sekolah, aku langsung menuju kamar dan menelepon kak Lendra dan kak Lendra pun mengangkatnya
”Hallo.... bisa bicara dengan kak Lendra” ucapku
”ya, ini Lendra. ini siapa yah...?” jawabnya.
setelah aku tahu yang mengangkatnya adalah kak Lendra aku pun langsung keluar rumah tanpa mematikan HP dan berteriak.
”yes...yes.. aku bisa dengar suara kak Lendra”
setelah kembali ke kamar, ternyata kak Lendra sudah menutup teleponnya.

Sahabat kak Lendra baru pulang dari Bandung yang bernama kak Adi, dia pindah kesekolahanku. dan ternyata dia menyukai diriku dan menyatakan perasaannya padaku ”maukah kau menjadi pacarku......lalu apa jawabannya”.
 aku yang mendengar itu diam saja karena terkejut.
”jika tidak dijawab aku anggap ya” ucapnya.
hari demi hari kami pun jalan bersama, aku terpaksa jalan bersama kak Adi karena disitu ada kak Lendra, dan aku pun kehilangan sahabatku karena aku selalu bersama dengan kak Adi dan tidak memperdulikan mereka. hingga akhirnya aku memutuskan kak Adi walaupun kak Adi tidak menerimanya. aku pun mulai mendekati sahabatku tetapi mereka menghindar. aku sekarang sudah kelas 3 jadi aku mulai bersiap-siap mengikuti ujian supaya aku bisa mendapat juara 1 walaupun hatiku hancur karena tidak ada sahabatku disampingku. akhirnya setelah selesai ujian aku mendekati sahabatku lagi, lalu aku menangis sambil menyanyikan lagu Sahabat Sejati yang di populerkan oleh Sheila on 7 dan akhirnya merekapun luluh dan menyanyikan lagu itu bersama-sama.

Setelah mengetahui hasil kelulusan dan mengetahui bahwa aku mendapat juara 1. kemudian aku dan sahabatku saling coret-coretan di baju begitupun dengan kak Lendra. Keesokan harinya aku mencoba metode yang ke 10 yaitu mengungkapkan perasaanku kepada kak Lendra.
”kak Lendra, aku ingin bilang sesuatu, aku sudah menyukai kak Lendra selama 3 tahun. aku merubah diriku menjadi begini karena dirimu”
lalu aku melihat di baju kak Lendra tertulis kak Lendra love Ina. lalu aku berkata
”kak Lendra dan kak Ina”
kak Lendra hanya mengangguk
”Sejak kapan” ucapku
”seminggu yang lalu” jawabnya
 aku yang mendengarnya hanya menahan tangis dan mengucapkan selamat walaupun terpaksa, dan aku pun pergi meninggalkan kak Lendra dengan deraian air mata. sahabat yang melihatku ikut menangis.

Sesampainya dirumah aku merenung didalam kamar dengan mempersiapkan baju-baju yang akan ku bawa ke Paris dengan air mata yang masih meleleh teringat kejadian tadi pagi. ketika aku keluar untuk menenangkan diri, aku menemukan buku deary dan ternyata buku deary itu milik kak Lendra, aku membaca isinya dan aku pun mengetahui kalau kak Lendra juga menyukaiku sejak aku kelas 1, ia terpaksa menyimpan perasaannya padaku karena dia sudah berjanji kepada kak Adi, bahwa diantara mereka berdua tidak boleh menyukai wanita yang sama, dan aku juga mengetahui bahwa pacaran dengan kak Ina hanya pura-pura. setelah aku membaca deary itu dengan air mata yang meleleh aku bergegas menghampiri rumah kak Lendra dan ternyata kak Lendra sudah berangkat untuk meneruskan kuliah di Kanada. aku menangis dengan tersedu-sedu tapi aku juga bahagia karena aku mengetahui bahwa kak Lendra juga menyukaiku. 

"SELESAI"

1 komentar: